High Concervation Value Forest RINGKASAN RENCANA PENGELOLAAN HCVFIUPHHK-HA PT. SARI BUMI KUSUMA KALIMANTAN TENGAH
PT. Sari Bumi Kusuma sebagai salah satu pemegang hak atas pengelolaan hutan alam bekerja sama dengan TNC, FFI dan TFF telah melakukan kegiatan identifikasi dan penilaian High Conservation Value terhadap kawasan hutan alam produksi seluas 146.700 ha yang terletak di Kecamatan Seruyan Hulu Kabupaten Seruyan dan kecamatan Katingan Hulu Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tengah. Perusahaan juga telah membuat rancana kelola dan monitoring HCVF yang dijadikan sebagai salah satu suplement menuju pengelolaan hutan lestari (lihat matrik rencana kelola & monitoring HCVF PT. Sari Bumi Kusuma). Dan berikut adalah hasil ringkasan rencana pengelolaan HCVF di PT. Sari Bumi Kusuma Kalimantan tengah.
Secara geografis PT. Sari Bumi Kusuma kal-teng berbatasan langsung dengan Hutan Lindung dan TN-Bukit Baka/Bukit Raya yang berada pada posisi 00º 38’ 40” LS - 112º 15’ 04’’ BT, 00º 38’ 45” LS - 112º 13’ 13’’ BT dan 00º 46’ 50” LS - 112º 10’ 02’’ BT dengan panjang batas 282,71 kilometer, yang ditata batas pada tahun 1992, dengan laporan TBT No. 625/1992(C-W-D`), laporan TBT No. 617/1992 (D-D`) & laporan TBT No. 617/1992. Untuk menjaga agar tidak terjadi kontak langsung operasional lapangan terhadap kawasan lindung dimaksud, perusahaan telah membuat buffer zone dengan lebar 500 meter sepanjang perbatasan dengan luasan 6.950,71 ha. Pemeliharaan batas buffer zone dilakukan setiap 1 tahun, membuat portal jaga. Selain itu perusahaan juga akan meningkatkan kerjasama dengan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya untuk menjaga agar kawasan TN & HL tetap aman dari gangguan dari luar.
NKT 1.2. Spesies Hampir Punah Di PT. Sari Bumi Kusuma terdapat beberapa jenis satwa liar dan tumbuhan yang masuk dalam kategori Red List IUCN sebagai Critically Endangered (CR) atau masuk dalam daftar CITES Appendix 1 (Lihat Daftar Jenis Satwa Dan Vegetasi Yang Teridentifikasi di PT. Sari Bumi Kusuma - Kalimantan Tengah) Satwa liar dan tumbuhan yang masuk dalam kategori ini antara lain; Satwa Liar Orangutan (Pongo pygmaeus), Beruang madu (Helarctos malayanus), Macan dahan (Neofelis nebulosa diardi), Rangkong gading (Buceros vigil), Owa kelawat (Hylobates muelleri), Kukang bungkang (Nycticebus coucang borneanus), Beruang madu (Helarctos malayanus), Kucing Tandang (Felis planiceps), Kucing batu (Felis bengalensis), Macan Dahan (Neofelis nebulosa diardi), Kucing kuwak (Pardofelis marmorata), Ular Phyton (Python reticulatus), Baning coklat (Manouria emys), Rangkong gading (Buceros vigil). Jenis Tumbuhan Sangat Langka (CR) Di areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma terdapat 22 jenis spesies masuk dalam kategori kritis punah (Critical Endangered) berdasarkan red list IUCN semuanya masuk dalam marga dipterocarpaceae antara lain Dipterocarpus grandifloris, Dipterocarpus lowii, Dipterocarpus tempehes, Shorea accuminatissima, Shorea johorensis, Shorea guiso, Shorea elliptica, Hopea coriacea, Dipterocarpus kunstleri, Dipterocarpus rigidus, Dipterocarpus fusiformis, Hopea mangarawan, Dipterocarpus kerrii, Dipterocarpus applanatus, Diptercarpus costulatus, Dipterocarpus fagineus, Dipterocarpus curnutus, Shorea kuntsleri, Dipterocarpus gracilis, Shorea dealdata, Shorea smithiana. Jenis-jenis ini sangat melimpah di dalam areal konsesi.Berdasarkan kondisi tersebut di atas, perusahaan telah berkomitmen untuk melindungi jenis-jenis pohon yang menjadi pakan burung, mendata jenis pakan satwa dalam ITSP, melakukan pelarangan perburuan terhadap orangutan ini ditujukan kepada masyarakat dan karyawan perusahaan, serta akan melakukan penelitian tentang jenis-jenis dipterocarpacea yang masuk kategori di atas dalam aspek kemampuan regenerasi dan pertumbuhan alami, pengaruh pembukaan ruang. Dan akan melakukan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia (staf) perusahaan dalam hal pengenalan jenis pohon sebagai pengelola demi terwujudnya kelestarian hutan. NKT 1.3. Kawasan yang Merupakan Habitat bagi Populasi Spesies yang Terancam, Penyebaran Terbatas atau Dilindungi yang Mampu Bertahan Hidup Areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma merupakan salah satu habitat bagi orangutan (Pongo pygmaeus wurmbii). Untuk menjaga kawasan perusahaan agar tetap tidak rusak, perusahaan telah dan akan selalu mengembangkan dan mempraktekkan pengusahaan hutan yang berkelanjutan dengan salah satunya menggunakan teknik RIL dalam proses produksi, serta telah memasukkan rencana kelola RKU berdasarkan Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB), selain itu perusahaan akan selalu memonitoring spesies yang menjadi kunci yaitu ”Umbrella Spesies” (spesies payung) dalam hal ini adalah Orangutan (Pongo pygmaeus) dengan tujuan agar spesies lain yang ada di bawahnya terlindungi. Selain itu juga perusahaan sedang dan akan terus melakukan patroli secara berkala dan melakukan penyitaan senjata api yang digunakan untuk berburu. Dan perusahaan akan selalu melakukan sosialisasi secara periodik pada karyawan dan masyrakat di sekitar perusahaan terkait larangan perburuan.
Areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma merupakan bagian dari daerah penting bagi burung (Important bird area (IBA)). Selain itu wilayah ini juga merupakan jalur pergerakan lokal hewan dimana individu dapat bergerak di antara ekosistem yang berbeda dalam upaya mencari makanan dengan ketersediaan secara musiman.Perusahaan akan memonitoring tempat-tempat yang menjadi persinggahan burung dengan cara mempertahankan sumber pohon-pohon atau vegetasi yang menjadi sumber pakan burung dan melakukan perlindungan terhadap tempat-tempat hewan mengambil sumber mineral dan air (salt lick/sepan).
NKT 2.2. Kawasan yang Berisi Dua atau Lebih Ekosistem dengan Garis Batas yang Tidak Terputus (Berkesinambungan) Ekosistem yang ada di areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma saling ada keterkaitan satu sama lain dengan sekitarnya yaitu Hutan Lindung-PT. Sari Bumi Kusuma-Taman Nasional. Dengan kondisi tersebut di atas, perusahaan berkomitmen untuk tidak mengkonversi areal yang saat ini berstatus hutan produksi terbatas dan hutan produksi.
Jenis Orangutan yang terdapat di IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma adalah Pongo pygmaeus wurmbii. Untuk menjaga stabilitas keberadaan spesies payung ini, maka perusahaan berkomitmen untuk secara konsisten menerapkan pola pembalakan dengan menggunakan metode RIL, melakukan monitoring setiap satu tahun sekali serta meningkatkan patroli perburuan maupun kebakaran hutan dan melakukan sosialisasi secara efektif kepada masyarakat dan karyawan serta pemasangan poster-poster. NKT 4.1. Kawasan atau Ekosistem Penting sebagai Penyedia Air dan Pengendalian Banjir bagi Masyarakat Hilir
Areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma secara landskap dan ekosistem merupakan kawasan yang mempunyai fungsi penting untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat di dalam areal konsesi. Kebutuhan dasar masyarakat tersebut meliputi, pemenuhan kebutuhan sumber air, pangan, bahan untuk pembuatan rumah hunian, Pengobatan tradisional, dan bahan-bahan untuk pemenuhan ritual adat.Karena besarnya ketergantungan masyarakat terhadap hutan diareal konsesi, perusahaan dalam melakukan pengelolaan berpegang pada prinsip kehati-hatian yaitu dengan penerapan RIL, pihak unit manajemen juga memberikan keleluasaan kepada masyarakat untuk mengambil hasil hutan non kayu di dalam wilayah PT. Sari Bumi Kusuma, seperti rotan, ikan, madu, gaharu, tengkawang dan buah-buahan. Perusahaan juga melakukan pembinaan terhadap masyarakat dibidang pemberdayaan ekonomi khususnya rotan dan karet, perikanan dan peternakan, selain itu juga perusahaan mengembangkan program peningkatan taraf hidup bagi masyarakat sekitar yang mempunyai akses ke dalam kawasan yang telah ditetapkan untuk mengurangi tekanan terhadap perubahan di dalamnya, misalnya program agroforestri atau peningkatan teknik pertanian.
Berdasarkan hasil identifikasi, disimpulkan bahwa areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma secara landskap tidak mempunyai fungsi penting untuk identitas budaya tradisional komunitas lokal, tetapi secara ekosistem atau kawasan yang lebih kecil dari landskap merupakan kawasan yang mempunyai fungsi penting untuk identitas budaya tradisional komunitas lokal, khusunya untuk desa-desa di daerah aliran sungai Senamang.Karena identitas budaya tradisional masyarakat desa banyak yang berada pada lokasi perusahaan, maka perusahaan akan melakukan enclave terhadap situs budaya masyarakat yang baru teridentifikasi dan lakukan identifikasi kembali terhadap areal yang lainnya dan membangun kesepakatan dengan masyarakat tentang berbagai hal yang berhubungan dengan budaya setempat dengan melibatkan tokoh-pemuka adat. |